PANTAUTERKINI.CO.ID, CISOKA TANGERANG - Proyek penambahan pipa induk milik Perumda Tirta Kerta Raharja (TKR) yang dikerjakan terbentang di dua wilayah antara jalan utama wilayah Kecamatan Solear dengan Kecamatan Cisoka, makin semrawut dan kumuh membuat aktifitas warga masyarakat sekitar terganggu.
Terlihat dari pantauan tadi malam pada hari Minggu tanggal 1 Januari 2023, banyak warga sangat terdampak yang akan beraktifitas melintas dijalan Cisoka-Cangkudu, karena banyaknya material lumpur yang berceceran dari proses galian pipa PAM dan makin parah kena air hujan membuat sebagian badan jalan dipenuhi lumpur merah akibatnya ruas jalan licin, bahkan terlihat dari pantauan awak Media ada salahsatu warga yang mengendarai kendaraan roda dua tergelincir membuat kemacetan semakin semrawut tidak terelakan.
Menurut salah satu warga korban tergelincir akibat licinnya lumpur imbas dari galian Pipa PAM dan tergelincir kendaraanya yang tidak mau disebutkan identitasnya, sangat terganggu sekali.
"Kami harus minta pertanggung jawaban kesiapa kalu sudah begini, dilokasi proyek hanya ada pekerja doang tidak terlihat adanya Mandor Pelaksana atau Pengawas, jelas ini kami sebagai warga yang dirugikan aturan saya sudah nyampe ke tujuan kerjaan saya ini mah saya harus putar balik lagi ganti pakaian, jelas sangat mengganggu aktifitas kami ini mah proyek," tuturnya sambil menggerutu.
Dari hasil pantauan Tim Media memang banyak matrial-matrial lumpur tanah merah yang berserakan ke tengah jalan bahkan sampai menutupi badan jalan akibat terbawa air hujan yang turun saat itu, bahkan tumpukan-tumpukan karung berisi material lumpur yang sengaja dijejerkan dibahu jalan oleh para pekerja proyek Pipa PAM tersebut.(Minggu, 1/1/2023).
Masih dilokasi yang sama M. Danu Miharja/Ibeng selaku warga sekaligus aktivis Ketua Ormas Pemuda Pancasila (PP) menuturkan kepada awak Media.
"Ini tidak bisa dibiarkan harus ada tindakan dari Pemerintah setempat selaku pemangku kebijakan, kalau tidak kami sebagai aktivis akan menegur'nya, karena jelas-jelas ini sangat menggangu aktifitas kami selaku warga sekitar, aktifitas kami selalu tersendat harus exstra hati-hati jika melintas, apalagi musim penghujan sudah turun badan jalan dipenuhi lumpur berceceran smakin semrawut kondisi jalan Cisoka-Adiyasa ini," ungkapnya.
"Terlihat sangat jelas para pekerja tidak dilengkapi dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan kerja Konstruksi) apalagi R5 (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin) karena internalisasi budaya kerja 5R merupakan salah satu perhatian dan instruksi dari Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia, jelas mereka mengabaikannya, bahkan sudah sering terjadi kecelakaan kerja yang menimpa mereka pada tanggal 18/12/2022 didepan Sekolahan SDN Pasanggrahan Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear sekitar pukul 23.30 wib," ungkap Ibeng.
Kecelakaan demi kecelakaan yang menimpa pekerja juga warga yang melintas dan keluhan kesah warga yang kebetulan melintas disekitar lokasi galian pipa PAM jalan Cisoka - Adiyasa akan tetapi tidak pernah mendapat perhatian juga respon dari pelaksana proyek atau sekedar klarifikasi'nya, sampai berita ini diturunkan belum pernah terlihat Mandor ataupun Pelaksana proyek yang terlihat mengawasi pekerja dilokasi.
>>>Tim/Red.
No comments:
Post a Comment