DOA PERDAMAIAN DARI BALI UNTUK DUNIA dalam peringatan 20 tahun tragedi kemanusiaan Bom Bali 1.

 Pantau Terkini Legian Kuta 12 Oktober 2022. Sore itu sejak pukul 16.00 wita semua kendaraan mobil dan motor yang menuju pantai Kuta dan Legian mulai dialihkan karena di Ground Zero tempat berdirinya Monumen Tragedi Bom Bali 1 sedang diadakan upacara memperingati Tragedi Kemanusiaan yang sangat biadab dan menyedihkan yang menyebabkan banyak jatuh korban.

Ketika pewarta datang ketempat acara sudah dipenuhi oleh masyarakat baik turis asing yang terbanyak dari Australia dan keluarga korban juga dari negara lain dan masyarakat Kuta serta para simpatisan yang peduli dengan perdamaian Dunia serta memberi dukungan doa buat para korban.

Monumen itu dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Badung sesuai dengan Keputusan Bupati Badung No 771 Tahun 2003 tanggal 7 Juli 2003. Monumen itu dibangun sebagai tanda kebangkitan Bali serta mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian umat manusia di dunia, serta hormat menghormati.

Bangunan diresmikan pada 12 Oktober 2004 ketika Bupati Badung dijabat AA Ngurah Oka Ratmadi.

Di monumen tersebut terdapat berbagai unsur seperti altar, prasasti, tiang bendera, kayonan, tugu, tri kona nemu gelang, dan kolam.

Acara dihadiri oleh Gubernur Bali melalui wakilnya,Kapolda dan Wakapolda Bali, Kepala BNBP yang diwakili Wakilnya,Pangdam IX Udayana melalui wakilnya, Bupati Badung melalui Wakilnya,Kapolres Badung, Konjen Australia,Konjen Jepang serta Konsul Jendral para Negara Sahabat,Ketua Panitia serta Camat,Kepala Desa,LPM,Yayasan serta para Undangan .dan keluarga korban baik dari luar negri maupun dari Bali.

Kemudian dibuka dengan sambutan dari Undangan kehormatan ,kemudian dilanjutkan dengan tarian Perdamaian persembahan dari Anak2 muda masyarakat Adat Kuta Bali SHANTI MAHA PARIPURNA yang memiliki arti Perdamaian adalah hal yang mahasempurna sebuah tarian yang mengundang decak kagum para turis mancanegara yang hadir termasuk para simpatisan lokal yang hadir sejak sore.

Dilanjutkan dengan tabur bunga dari Gubernur melalui Wakilnya, Kepala BNBP,Pangdam IX Udayana,Kapolda Bali & Wakilnya,Bupati Badung,Ketua Panitia&LSM dilanjutkan konsulat jendral Australia,Jepang dan Negara Sahabat dan keluarga korban yang walaupun kejadian 20 tahun silam tapi keluarga korban tak sanggup menahan airmata mereka karena kehilangan anggota keluarganya.

Dari menit ke menit sampai acara ditutup dengan wejangan luarbiasa oleh Ahli Spiritual dan motivator  Gde Prama berjalan dengan lancar,khidmad dan semua yang hadir mengikuti dengan tertib.

Gde Prama mengajarkan pada kita semua untuk mempunyai hati  mengampuni dan mencintai sesama tanpa pandang bulu. Apabila ada pihak lain melakukan kejahatan jangan membalasnya dengan kejahatan pula. Mengampuni bukan berarti kita kalah dan menyerah. Tetapi mengampuni adalah kemenangan untuk diri kita sendiri. Sehingga hidup kita selalu ada kelegaan dan selalu bersikap positif menjalani kehidupan ini. Mari bersama sama dari BALI kita berdoa untuk Perdamaian DUNIA. Demikian tukas Sang Motivator dan Spiritual yang sanggup membuat hati semua hadirin dan partisipan menjadi damai &sejuk. (Ukie)

Post a Comment

0 Comments