Depok | Pantau Terkini | Usai lakukan giat kerjabakti diseputar kawasan Sumur Tujuh yang berlokasi di dalam komplek perum perumnas Depok Utara Kelurahan Beji Kecamatan Beji Kota Depok tim pantau terkini temui pemuda peduli lingkungan dan sosial yang bernama Boges dipinggir turap yang roboh terkikis air yang debitnya tak terlalu deras tapi dapat merusak turap yang baru beberapa tahun dibangun.

Menurut boges cagar budaya ini seperti kurang diperhatikan bahkan dapat membayakan lingkungan setempat karena disekelilingnya banyak bangunan sekolah bahkan tak ada tembok bantalan dipinggil rawa serapan dijalan halmahera tak jauh dari pintu gerbang Masjid Nurul Salam ini. 





Memang t
ak semua warga Depok tahu asal-usul sebuah daerah Beji, tak banyak yang tahu pula bahwa di Beji terdapat tujuh sumur keramat yang airnya berasal dari mata air yang dijadikan cagar budaya cerita boges lanjutnya ternyata penamaan daerah Beji dan keberadaan tujuh sumur keramat diyakini oleh penduduk asli punya keterkaitan. Kisahnya berawal dari penyebaran agama Islam oleh seorang tokoh di Kota Depok. "Jadi ini (sumur) peninggalan auliya (wali Allah)," papar boges .


"Karena dulu Depok ini hutan dan di dataran bawahnya persawahan. Saat musim kemarau, sawah di sini kering sehingga seorang auliya bernama Mbah Raden Ujud Beji bersemadi minta sama Yang Kuasa untuk dikeluarkan air dari tanah, untuk mengairi sawah-sawah," sambung Boges.


Pantauan di Sumur Keramat Ke-1, sumur yang dimaksud 
Boges tak terlihat seperti sumur pada umumnya, yang berbentuk tabung raksasa bertembok batu atau semen. Permukaan sumur tersebut berbentuk kolam persegi dan dasarnya dipenuhi lumut.


Air di dalamnya terlihat sangat jernih bahkan dapat merefleksikan bayangan benda di atas permukaannya dengan sangat jelas jika terdapat siraman cahaya. Di sumur tersebut, berenang ikan-ikan kecil pemakan lumut.

Makam Raden Wujud Beji

Boges bercerita doa Mbah Raden Ujud Beji dikabulkan Allah lewat munculnya tujuh mata air yang tersebar di Kelurahan Beji.

Mbah Raden Ujud Beji adalah auliya asal Cirebon yang menyiarkan agama Islam di Depok. Dialah yang menjadi buron tentara Belanda saat zaman penjajahan dan lari ke dalam hutan dan permukiman pedagang Tionghoa untuk bersembunyi. Ia kemudian mendirikan sebuah padepokan untuk mengajarkan nilai-nilai Islam.

"Dia adalah salah satu tokoh Islam di Depok. Penyebar agama Islam. Beliau aslinya perantauan Cirebon yang bermusafir hingga ke sini. Saat dikejar Belanda, Mbah Raden Ujud Beji selamat, karena dia masuk ke hutan dan ke permukiman warga Tionghoa yang sekarang disebut Pondok Cina," jelas 
Boges

Boges kemudian mengajak berkeliling ke enam sumur lainnya. Ia juga menunjukkan bukti keberadaan Mbah Raden Ujud Beji lainnya, yaitu sebuah makan keramat dan bangunan yang dulunya difungsikan sebagai padepokan.

"Ini adalah cerita versi yang saya baca dan mendengar sebagai penduduk asli sini dan saya mohon pemerintah kota Depok khususnya Dinas Poryata dapat melestarikan Cagar Budaya Religi Sumur 7 sebagai Program Walikota Religi Berbudaya sesuai janji kampanyenya pinta boges(Dj)