Sukabumi Pantauterkini.co.id  Sumber air bersih yang berada disekitar pabrik semen PT SCG atau PT Semen Jawa yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, di duga tercemari limbah sehingga air menjadi  tidak layak dikosumsi.

Sekitar 85 Kepala Keluarga di RT 03 dan RT 04 RW 05 Kp. Panglesaran Desa Sirnaresmi Kecamatan Gunungguruh Kabupaten Sukabumi, hampir semuanya mengalami penyakit kulit dan infeksi saluran pernapasan (ispa).

Hal itu diungkapkan Ketua RT 04/05, Ece Supriyadi didampingi Ketua RW 05  Ani Endriyani.

Menurut Ece , sejak  PT SCG beroperasi, sumber air warga yang berada disekitar pabrik menjadi  tidak layak lagi dikosumsi.

"Posisi kampung ini memang letaknya persis berdampingan dengan PT SCG. Keluhan warga selain gatal-gatal kulit yang diduga disebabkan dari  air sumur yang tidak normal,  warga juga mengalami gangguan pernapasan atau Ispa,"ungkap Ece beberapa hari lalu.

Lebih lanjut Ece mengatakan, masyarakat sangat berharap  ada perhatian terhadap warga terutama jaminan kesehatan, pihak PT SCG jangan hanya sebatas memberi janji tanpa bukti dan sampai saat ini warga tidak pernah menerima kompensasi layanan kesehatan yang dijanjikan PT SCG." ujar Ece.

Ece menegaskan, "Pihak perusahaan pernah juga menjanjikan akan mengakomodir warga terdampak pabrik untuk bekerja, namun nyatanya mayoritas karyawan disana adalah warga dari luar daerah," tegasnya

Hal senada diperkuat oleh keterangan Ketua RW 05  Ani Endriyani, menurutnya,  “Wilayah yang paling terdampak ada di  RT 03 dan RT 04, sejak adanya pabrik tidak ada penanggulangan yang serius berkelanjutan dalam menanggulangi permasalahan warga terdampak,"katanya.

Terkait keluhan warga atas wabah gatal-gatal dan Ispa yang diduga dari limbah SCG yang bocor, pihak SCG melalui tim Corporate Social Responsibility (CSR) mengaku belum menerima laporan pengaduan warga.

Sementara itu manager CSR PT SCG, (Indra)  ketika dihubungi wartawan melalui pesan WhatsApp  mengatakan, bahwa ia akan mengirimkan timnya untuk memberikan keterangan dan meninjau lokasi.

Pada hari sabtu, (28/5/2022) salah satu staf Indra yang bernama IIs kembali menjawab melalui WhatsApp. Menurutnya kasus serupa sempat terjadi beberapa tahun silam dengan keluhan yang sama, pada saat itu warga tersebut kami bawa ke RSUD Bunut sampai sembuh, namun untuk saat ini pihaknya mengaku belum menerima laporan." kata Iis. (Red***)

 

Editor            : Usep