Pantau Terkini Bali Denpasar 13 Februari 2022.
Sudah beberapa kali pewarta mewawancarai Anak Agung Made Jelantik Karang yang biasa di panggil gung ade ini sebagai cucu raja dan anak bungsu mantan bupati karangasem,tentang sejarah kerajaan karangasem.sambutan dan respon pembaca ternyata diluar dugaan,selain jumlahnya ratusan,ada juga yang menanyakan tentang sejarah Punggawa di karangasem. Makanya di hari minggu 13 februari 2022 sore,pewarta mengunjungi rumah kediaman gung ade di jalan jepun kuning,perum jepun kuning no.4 denpasar dan langsung mewawancarai soal Punggawa.
Gung ade menjawab soal Punggawa : sebelum kita telusuri sejarah Punggawa,ada baiknya kita ketahui arti Punggawa. Punggawa artinya gelar untuk pengurus lokal tradisional di berbagai daerah Indonesia,nah di Bali dan lombok,Punggawa berfungsi sebagai penguasa sebuah distrik namun tunduk pada Raja.
Tercatat pada tahun 1908 di masa Raja Ida Anak Agung Gede Jelantik membawahi 21 punggawa antara lain : 1.Karangasem, 2.Seraya, 3.Bugbug, 4.Ababi, 5.Abang, 6.Culik, 7.Kubu, 8.Tianyar, 9.Pesedahan, 10.Manggis, 11.Antiga, 12.Ulakan, 13.Bebandem, 14.Sibetan, 15.Pesangkan, 16.Selat, 17.Muncan, 18.Rendang, 19.Besakih, 20.Sidemen, 21.Talibeng.
Salah satu pejabat Punggawa Ulakan bernama Ratu Bagus Oka Sangka dari Puri Kelodan,Karangasem.
Makna ke 21 Punggawa ini menunjukan jenis kepemimpinan tentang konsekuensi dari manifestasi kualitas seseorang untuk mendukung Raja beserta kerajaannya.
Jumlah 12 Punggawa ini merujuk pada keberuntungan dalam siklus alam semesta,seperti perputaran waktu yang terkait dengan angka 12 contohnya :12 purnama dan12 tilem (bulan mati).
Pada tahun 1914 dimasa kekuasaan Raja I Gusti Bagus Jelantik bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem,jumlah Punggawa di ciutkan menjadi 12 distrik antara lain : 1.Karangasem, 2.Selat, 3.Bugbug, 4.Rendang, 5.Culik, 6.Bebandem, 7.Kubu, 8.Manggis, 9.Muncan, 10.Abang, 11.Sejarah, 12. Sidemen.
Pada tahun 1921,jumlah Punggawa diciutkan lagi menjadi 8 distrik antara lain : 1.Rendang, 2.Selat, 3.Bebandem, 4.Manggis, 5.Karangasem, 6.Kubu, 7.Sidemen, 8.Abang (kini ke 8 distrik ini telah menjadi kecamatan ).
Jumlah 8 ini bermakna kesejahteraan,filosofinya adalah kestabilan,konsistensi,dan keajegan.
Setiap zaman akan mengalami perubahan,jumlah kepengurusan dalam pemerintahan akan selalu berubah untuk menyesuaikan pada masing-masing zaman, karena itulah kita sadari bahwa yang abadi adalah perubahan. Namun setiap perubahan merupakan inovasi dari zaman dahulu,sehingga bila kita berpijak pada sejarah maka kita akan bisa menggapai masa depan karena sejarah merupakan cerminan jati diri.
Begitulah perbincangan pewarta dengan gung ade karang yang juga sebagai ketua Prog.world united artists (suatu wadah penyaluran musisi-musisi berbakat).
Artikel yang pewarta naikkan sekaligus memenuhi permintaan pembaca yang mengharapkan dIbuat artikel tentang sejarah Punggawa di Jaman Kerajaan Karangasem dan kami telah mendiskusikannya dengan Gung Ade Karang Sang Cucu Raja terakhir Karang Asem yang kebetulan Gung Ade merupakan pemerhati sejarah yang luarbiasa tentang kiprah kakeknya Raja Karangasem terakhir.
panterbali-UQ
0 Comments