Sukabumi Pantau Terkini.co.id Anak laki-laki berumur 3 tahun
berinisial A harus pasrah pada keadaan, pasalnya alat kelamin yang baru dikhitan/sunat
ketika buang air kecil bercabang dua kedepan dan kebawah, padahal sebelum
dikhitan anak tersebut buang air kecil normal-normal saja,
Orang tua korban
dengan lugas kepada Pantau Terkini.co.id menjelaskan,
“Pada tanggal 29 Oktober 2020 kami membawa A ke Klinik Pratama Anugrah Cisaat Kabupaten Sukabumi Jawa Barat untuk
dikhitan, kami
mendaftar dan meminta fasilitas VIP (Very Important Person), dan pada saat itu
dilakukan khitan oleh Bapak Otoh Tresnawangsa,
Setelah beberapa
hari dikhitan cukup mengagetkat, ketika putra kami buang air kecil/kencing,
lubang kencing jadi dua kedepan dan kebawah, kondisinya jadi tidak normal,
melihat keadaan tersebut kami komplain ke Bapak Otoh selaku pimpinan Kelinik yang
mengkhitan putra kami, tapi Bapak Otoh lepas tanggung jawab,
Saya berulang kali
datang ke klinik Pratama Anugrah, namun tidak dihiraukan, dengan alasan bahwa
bekas dikhitan sudah kering, jadi tugas klinik sudah selesai dan saya malah
disuruh karyawan/perawat klinik tersebut untuk membawa putra kami ke rumah sakit.
Pada tanggal 29
Desember 2020, A kami bawa ke rumah sakit Hermina Sukabumi dan diperiksa oleh
dr. Maria Christina Angela Ratna Pramesti,
Sp.U (dokter specialis urologi/saluran
kemih), dokter tersebut bilang, “Kalo yang mengkhitan sudah ahli/profesional,
kelamin anak ini diperiksa dulu sebelum dikhitan, dikhawatirkan ada kelainan
dan kalo ditemukan ada kelainan seperti Hipospadia (letak lubang kencing tidak
normal) diobati dulu ke dokter, jangan asal potong, kalo sudah begini kami
tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa memberi rujukan ke RS. Hasan Sadikin Bandung
karena di rumah sakit ini tidak memiliki alat untuk menangani pasien seperti
ini,” kata dokter,
Kami hanya bisa
mengelus dada, jangankan untuk biaya rumah sakit, untuk makan sehari-hari saja susah, atas dasar itu kami berencana akan mengadukan kejadian ini ke Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dengan harapan dapat menyelamatkan generasi
bangsa untuk Indonesia yang lebih baik dimasa mendatang,”Jelasnya
“Benar saya sudah
mengkhitan A, tetapi kalo kondisinya seperti itu, bawa saja ke dr. Abu, karena
dia ahlinya,” demikian disampaikan Otoh Tresnawangsa (pimpinan Klinik Pratama
Anugrah) seakan lepas tanggung jawab ketika ditemui Pantau
Terkini.co.id di ruang kerjanya.(Red*)
0 Comments