Bali | Pantau Terkini | (23/09/20) Kembali dalam penelusuran seni dan budaya yang menjadi nilai-nilai budaya yang sangat mahal harganya penelusuran Uki (pewarta) pantauterkini bersama Ibu Wayan Cendani dan creuw M-plus Production Indonesia di Denpasar Bali yang mencoba membuat dokumenter bagi cagar budaya Nusantara.
Kali ini pewarta pantau terkini perwakilan Bali sangat ingin mengedepankan Budaya Bali yang unik sejak jaman nenek moyang yang tetap dilestarikan sampai detik ini yang tentunya sanggup menarik wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal.
Selain budaya Ngaben, Potong Gigi, Ogoh2 dll yang selama ini sudah dikenal dunia .kami juga akan mengedepankan berita tentang Bali Art culture yaitu:
MENEK BAJANG/MENEK KELIH. ulasan singkat tentang MENEK BAJANG /MENEK KELIH adalah : Menek Kelih atau (munggah deha; raja sewala) adalah upacara yang dilaksanakan pada anak remaja saat anak menginjak dewasa yang bertujuan untuk memohon kehadapan Hyang Semara Ratih agar diberikan jalan yang baik dan tidak menyesatkan bagi si anak sebagaimana disebutkan upacara ini sebagai upacara menek deha (Rajaswala / Raja Sewala) dalam kutipan artikel scribd.com, upacara ini dilaksanakan dengan sarana dan pelaksanaanya sebagai berikut :
Sarana Banten : byakala (bayakaon), banten prayascita, banten dapetan, banten padedarian dan sesayut otonannya,
Banten sesayut sabuh rah (bagi wanita / anak putri), Banten sesayut ngraja singa (bagi laki-laki / anak putra).
Waktu dan pelaksanaanya : dilaksanakan pada saat anak menginjak dewasa (munggah deha) yang dilaksanakan pada saat putra / putri sudah menginjak dewasa yang peristiwa ini akan terlihat melalui perubahan-perubahan yang nampak pada putra-putri misalnya
pada anak laki-laki perubahan yang menonjol dapat kita saksikan dari sikap dan suaranya.
pada wanita atau anak putri mulai ditandai dengan datang bulan (menstruasi) pertama,
Sebagai bagian dari upacara manusa yadnya, sehingga upacara menek kelih ini disebutkan bagi orang tua wajib melaksanakan upacara meningkat dewasa (munggah deha) ini pada anak - anaknya yang dilaksanakan di rumah dipimpin oleh seorang sulinggih Pandita / Pinandita atau yang tertua di dalam lingkungan keluarga dengan cara,
Pertama-tama putra / putri yang diupacarai terlebih dahulu mabyakala dan maprayascita.
Setelah itu dilanjutkan dengan natab sesayut sabuh rah (bagi yang wanita) atau sayut raja singa bagi yang putra.
Upacara Menek Kelih atau raja sewala ini dalam lontar agastya parwa disebutkan upacara ini sarat akan nilai - nilai pendidikan yaitu wejangan - wejangan si orang tua kepada si anak untuk memiliki masa depan yang lebih baik dan yadnya (persembahan yang tulus iklas) ini dapat membuat peluang bagi keluarganya untuk masuk sorga yaitu alam swah loka.
Untuk memperjelas kami juga membagikan video pendek sbb:
0 Comments